Sosok itu aku baru
mengenalnya. Dia berada di hadapanku diantara kerumunan. Aku hanya meperhatikan
sekilas, ada sesuatu yang menarik dalam dirinya tapi entah apa. Dalam hati aku
memberi penilaian bahwa orang ini pendiam, susah didekati, menyebalkan, suka
mengeklusifkan diri. Dan belum apa-apa aku sudah lancang membayangkan pasti
akan sangat membosankan dan bikin gerah bila harus terjebak pembicaraan berdua
dengan orang ini. Arrghhh..!!! Kuhapus segera bayanganku yang teramat aneh yang
sempat hinggap sejenak sehingga membuatku merinding. Didalam forum aku hanya
ingin fokus pada esensi yang disampaikan oleh pemateri, otakku sempat
menangkap dan menerima apa yang disampaikan namun tidak jarang juga
bergejolak dan berontak.
Sosok itu terlupakan sama sekali dan tak ada kesan yang
membekas. Hotel yang kutempati sangat eksotis peninggalan zaman belanda dan
konon organisasi terselubung Freemason pernah mengadakan rapat di tempat ini.
Ah saya sejenak merasakan pengalaman para elit yang dulu pernah singgah disini.
Ajiibb...
Selepas dinner yang sungguh berkesan. Forum dimulai
kembali, saat pemateri menyampaikan mengenai masalah liberalisme. Aku mulai
mengotak atik dan memasukkan informasi yang berguna di dalam otakku, diantara
keasyikanku itu aku melihat sekelebat mata yang memperhatikan ku. Dalam hati
aku mulai gugup, apakah ada yang salah dengan diri saya, dari cara berpakaian
saya, penampilan saya, apakah ada sesuatu yang salah??? Aku bertanya-tanya
dalam hati. Kenapa dia memperhatikan saya seperti itu? Walaupun aku hanya
menangkap sejenak dan dia segera mengalihkan pandangannya. Saya badmood
semalaman. Ahh, betul perkiraan saya, orang ini sangat menyebalkan. Sial...
Hari terakhir ku berada di Malang. Saya bahagia dan ingin
balik lagi ke Jember, saya sudah bosan di Hotel saja dan kupikir orang-orang
ini tak ada yang asyik (haha). Kecuali adik angkatan dan temanku sekelas yang
menjadi teman seperjalanan yang membuat saya merasa luar biasa betah dan bahagia.
Aku sudah prepare dan siap Lunch bareng di lantai bawah. Tapi sial tak ada tempat duduk yang tersedia ditempat itu
disamping mereka. Aku mencari-cari tempat yang nyaman untuk makan, mengingat
ini adalah hari terakhirku disini. Ahh, tempat itu tak ada! Aku mengutuk dalam
hati, hanya ada dua kursi kosong yang mungkin menurut penilaianku cukup nyaman
untuk kutempati. Namun meja itu ada dia, dan seseorang yang aku kenal kemarin
dan dia memberikan kesan yang baik, karena teman yang memberikan kesan baik
inilah aku mau duduk di meja itu. Aku suka sekali menggodanya, haha kalau aku
mengingatnya bikin ketawa sendiri. Pernah dia bertanya padaku angkatan berapa
aku ini. Dan itu tak aku jawab karena merasa sudah cukup senior dan aku tak mau membongkarnya. Aku melirik teman yang duduk disebelahnya, aku hanya
memperhatikan sekilas. Aku lupa sama sekali bicara apa saja aku sama dia karena yang ada
diotakku cuma hal yang negatif. Tapi pembicaraan itu mengalir dan kesan yang aku
tangkap dia tak seperti penilaianku. Hey, anak ini asyik juga!
