Senin, 12 November 2012

Rasa itu Fakta


       Sosok itu aku baru mengenalnya. Dia berada di hadapanku diantara kerumunan. Aku hanya meperhatikan sekilas, ada sesuatu yang menarik dalam dirinya tapi entah apa. Dalam hati aku memberi penilaian bahwa orang ini pendiam, susah didekati, menyebalkan, suka mengeklusifkan diri. Dan belum apa-apa aku sudah lancang membayangkan pasti akan sangat membosankan dan bikin gerah bila harus terjebak pembicaraan berdua dengan orang ini. Arrghhh..!!! Kuhapus segera bayanganku yang teramat aneh yang sempat hinggap sejenak sehingga membuatku merinding. Didalam forum aku hanya ingin fokus pada esensi yang disampaikan oleh pemateri, otakku  sempat  menangkap dan menerima apa yang disampaikan namun tidak jarang juga bergejolak dan berontak.
            Sosok itu terlupakan sama sekali dan tak ada kesan yang membekas. Hotel yang kutempati sangat eksotis peninggalan zaman belanda dan konon organisasi terselubung Freemason pernah mengadakan rapat di tempat ini. Ah saya sejenak merasakan pengalaman para elit yang dulu pernah singgah disini. Ajiibb...
            Selepas dinner yang sungguh berkesan. Forum dimulai kembali, saat pemateri menyampaikan mengenai masalah liberalisme. Aku mulai mengotak atik dan memasukkan informasi yang berguna di dalam otakku, diantara keasyikanku itu aku melihat sekelebat mata yang memperhatikan ku. Dalam hati aku mulai gugup, apakah ada yang salah dengan diri saya, dari cara berpakaian saya, penampilan saya, apakah ada sesuatu yang salah??? Aku bertanya-tanya dalam hati. Kenapa dia memperhatikan saya seperti itu? Walaupun aku hanya menangkap sejenak dan dia segera mengalihkan pandangannya. Saya badmood semalaman. Ahh, betul perkiraan saya, orang ini sangat menyebalkan. Sial...
            Hari terakhir ku berada di Malang. Saya bahagia dan ingin balik lagi ke Jember, saya sudah bosan di Hotel saja dan kupikir orang-orang ini tak ada yang asyik (haha). Kecuali adik angkatan dan temanku sekelas yang menjadi teman seperjalanan yang membuat saya merasa luar biasa betah dan bahagia. Aku sudah prepare dan siap Lunch bareng di lantai bawah. Tapi sial tak ada tempat duduk yang tersedia ditempat itu disamping mereka. Aku mencari-cari tempat yang nyaman untuk makan, mengingat ini adalah hari terakhirku disini. Ahh, tempat itu tak ada! Aku mengutuk dalam hati, hanya ada dua kursi kosong yang mungkin menurut penilaianku cukup nyaman untuk kutempati. Namun meja itu ada dia, dan seseorang yang aku kenal kemarin dan dia memberikan kesan yang baik, karena teman yang memberikan kesan baik inilah aku mau duduk di meja itu. Aku suka sekali menggodanya, haha kalau aku mengingatnya bikin ketawa sendiri. Pernah dia bertanya padaku angkatan berapa aku ini. Dan itu tak aku jawab karena merasa sudah cukup senior dan aku tak mau membongkarnya. Aku melirik teman yang duduk disebelahnya, aku hanya memperhatikan sekilas. Aku lupa sama sekali bicara apa saja aku sama dia karena yang ada diotakku cuma hal yang negatif. Tapi pembicaraan itu mengalir dan kesan yang aku tangkap dia tak seperti penilaianku. Hey, anak ini asyik juga!
Dan sepulangnya aku ke Jember kembali kedalam rutinitas harianku semua kesan di Malang itu usai sudah, setidaknya itu yang aku pikirkan. Sampai ada text massage mampir didalam inbox ku. 

1 komentar: